Wayang berasal dari kata bayangan atau "shadow" karena dimainkan dengan menampilkan bayangan, juga berarti berawal dari pemujaan terhadap "Sang Hyang" atau Yang Maha Kuasa.
Bagaimana asal usul wayang kulit ini?
Asal wayang kulit di Indonesia, ada yang berpendapat berasal dari India yang berkembang di Indonesia. Ada juga yang berpendapat bahwa wayang kulit adalah asli Indonesia meski pengaruh cerita dari luar (India), yaitu Mahabarata dan Ramayana.
Wayang kulit telah ada di Indonesia sejak 1500 sebelum Masehi atau sebelum ajaran Hindu ada di Indonesia. Bahkan sudah dipergelarkan sejak zaman Raja Airlangga di Jawa Timur. Hal ini diambil berdasarkan temuan candi-candi di Jawa yang tampak visualisasi wayang pada pahatannya. Pada 7 November 2003, UNESCO memberikan gelar buat warisan Indonesia ini, Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Seiring perkembangan zaman, wayang kulit yang berkembang di Indonesia dibagi menjadi macam jenis dengan berbagai gaya. Inilah beberapa jenis wayang kulit yang ada di Nusantara.
- Wayang krucil, wayang kulit berukuran kecil (Blora)
- Wayang kulit Cirebon
- Wayang kulit betawi
- Wayang kulit Sumatera Utara (Deli dan Sekitarnya)
- Wayang kulit Sumatera Selatan (Palembang)
- Wayang Golek (Pasundan)
- Wayang kulit gagrak (Banyumas)
- Wayang kulit Jawa Timur (Mojokerto dan sekitarnya)
- Wayang kulit Jawa tengah (Solo dan sekitarnya)
- Wayang kulit Yogyakarta (Yogyakarta dan sekitarnya)
- Wayang gedog, diatasa kulit tetapi mengambil cerita tentang Panji (Madura)
- Wayang klitik, pahatan di atas kayu yang dipipih seperti kulit (sekitar Kudus)
- Wayang kulit Kal-Sel (Banjar)
- Wayang kulit sasak (Lombok)
- Wayang kulit Bali
- Wayang beber, digambar di atas kertas (Gunung Kidul, Pacitan)
Bagaiamana proses pembuatan Wayang Kulit? Secara umum wayang kulit sebenarnya terbuat dari kulit kerbau. Bentuk dan ukuran tokoh wayang memerlukan luas yang berbeda. Satu kulit kerbau dewasa dapat membuat empat Werkudara. Dalam tahap selanjutnya kuring dikeringkan sekitar dua minggu, kemudian dibentangkan untuk digambar di atasnya. Setelah itu, mengukir wayang (disungging) sesuai karakter tokoh dan memotong sesuai gambar. Selepas, memotong bagian-bagiannya, masuk ke tahap penyambungan bagian-bagian wayang yang telah di potong. Setelah itu, masuk ke proses perwarnaan wayang. Pemberian warna berbeda-beda di setiap daerah, Di Cirebon atau Kedu didominasi warnah merah. Di Jawa Timur lebih banyak warna hijau dan biru. Di Surakarta dan Yogyakarta lebih warna-warni. Masuk ke tahap terakhir yaitu pemasangan pegangan (cempurit) dari tanduk kerbau dan sekitar dua minggu kemudian pengerjaan wayang selesai.
Artikel Terkait
Posted by 04:40 and have
0
komentar
, Published at
No comments:
Post a Comment